Senin, 30 Mei 2011




(dari Blog Airlangga Hartanto)

AIRLANGGA : KOMISI VI DPR SUDAH BUAT PANJA PTDI 

 Ketua Komisi VI DPR-RI Airlangga Hartarto menegaskan, Komisi VI DPR telah membentuk Panja (Panitia Kerja) untuk menyehatkan PTDI.  Menurut Airlangga, tujuan dari dibentuknya Panja ini agar PTDI yang selama ini mengalami kekurangan financial dalam mengoperasikan perusahaannya  dapat diberikan modal tambahan dan restrukturisasi hutang lama serta dapat membiayai kontrak-kontrak yang sudah berjalan, sehingga PTDI dapat sehat dan kembali menjadi centre of excellent di bidang teknologi industri pesawat.

     “Kami di Komisi VI DPR memang sangat concern terhadap  persoalan yang dialami PTDI, terutama persoalan keuangan . Karena itu,  beberapa waktu lalu sebelum terjadinya musibah pesawat Merpati di Papua, kami telah membentuk Panja untuk membantu PTDI, agar perusahaan ini sehat kembali,” ujar Airlangga Hartarto kepada  wartawan saat dimintai tanggapannya berkaitan adanya desakan agar pemerintah melakukan revitasilisasi PTDI.
      Seperti diberitakan,  sejumlah kalangan seperti mantan Menteri Perhubungan Jusman Syafii Jamal,  anggota Komisi V DPR-RI Yudi Widiana, pengamat penerbangan Dudi Sudibyo  serta Direktur PTDI, Budi Santoso sendiri  mendesak pemerintah agar segera melakukan revitalisasi PT Dirgantara Indonesia (DI) yang merupakan andalan industry strategis di Indonesia.  Desakan revitalisasi ini dimaksudkan agar PT DI mampu memenuhi kebutuhan armada peswawat di dalam negeri.
      Airlangga juga mengatakan, pasca jatuhnya pesawat Merpati buatan China yang banya menelan korban jiwa itu, PTDI harus diberi kepercayaan penuh agar memproduksi pesawat komersil untuk memenuhi kebutuhan transportasi dalam negeri.
     “Saya kira banyak sekali manfaatnya jika PTDI diberi kepercayaan penuh untuk memproduksi pesawat bagi kebutuhan transportasi dalam negeri. Tapi, tentunya dengan bantuan finasial yang signifikan,” kata Airlangga lagi.
     Karena itu, kata Airlangga lagi, selain PTDI pemerintah juga harus  memperhatikan perusahaan Negara yang memiliki potensi besar namun menghadapi banyak persoalan.